Aku tersenyum
Bukan berarti aku bahagia
Bukan berarti aku senang dan ceria
Tapi semua itu hanya pemanis bibir
Aku tertawa
Bukan berarti aku suka cita atau aku bahagia
Semua ini hanya sebagai pelita jiwa
Senyum yang selalu menghiasi hariku
Hanya sebuah ilusi semata
Hanya hiasan semata
Hanya sebagai penyejuk bagi yang melihatnya
Tawa yang aku berikan
Hanya sebagai tawa renyah
Hanya sebagai penawar duka bagi yang mendengarnya
Hanya sebagai pelipur jiwa
Semua senyum dan tawa yang menghiasi hariku
Hanya sandiwar semata
Sebuah kepalsuan
Sebagai tanda pelipur jiwa
Sesungguhnya
Semua senyum dan tawa itu
Sangat tak berarti
Tak sesuai dengan yang semestinya
Aku tersenyum manis
Padahal sesungguhnya jiwaku
Begitu kelam dan pahit
Begitu sendu dan pilu
Aku tertawa renyah
Padahal jiwaku menangis
Batinku tersiksa
dan asaku berduka
Senyum dan tawa yang aku hiaskan
Hanya sebagai suatu hadiah buat yang melihatnya
Agar mereka tak melihat dan tahu yang aku alami
Agar mereka tak merasa sedih
atau maenjauh dariku
Aku trsenyum dan tertawa
Hanya sebagai pelita dan pencerah
Sebagai ilusi dan kresi diri kepada sesama
Agar air mata ini hanya menetes di relung jiwa ini
Hanya mengalir mengikuti drah ini
Hanya bergema di dalam hati ini
dan hanya berontak di dalam nadi ini
Karena mereka semua bahagia melihatku
Meski sesungguhnya mereka tak tahu sebenarnya yang terjadi
dan apa yang kualami dalam launan ini
Daku terlena harapan yang penuh kepalsuan
Pilu hatiku menangis...
Pedih jiwaku lara...
Sakit ragaku merintih....
Duhai sang lentera jiwa...
Beri daku kekuatan dalam kuasamu...
Beri daku setetes embun dalam dahaku....
Daku telah merintih dalam pahitnya kenyataan hidup
Daku ingin semua tahu aku bukan manusia lemah yang meminta belas kasihan
Ragaku sakit
Tapi semangatku akan selalu bergema di dunia ini
Lewat udara...
Suara hatiku terbaca
Lewat puisi...
Tersimpam seribu kata-kata misteri yang penuh teka-teki
Daku biarkan angin malam
Membawa suara hatiku padanya
Bukan berarti aku bahagia
Bukan berarti aku senang dan ceria
Tapi semua itu hanya pemanis bibir
Aku tertawa
Bukan berarti aku suka cita atau aku bahagia
Semua ini hanya sebagai pelita jiwa
Senyum yang selalu menghiasi hariku
Hanya sebuah ilusi semata
Hanya hiasan semata
Hanya sebagai penyejuk bagi yang melihatnya
Tawa yang aku berikan
Hanya sebagai tawa renyah
Hanya sebagai penawar duka bagi yang mendengarnya
Hanya sebagai pelipur jiwa
Semua senyum dan tawa yang menghiasi hariku
Hanya sandiwar semata
Sebuah kepalsuan
Sebagai tanda pelipur jiwa
Sesungguhnya
Semua senyum dan tawa itu
Sangat tak berarti
Tak sesuai dengan yang semestinya
Aku tersenyum manis
Padahal sesungguhnya jiwaku
Begitu kelam dan pahit
Begitu sendu dan pilu
Aku tertawa renyah
Padahal jiwaku menangis
Batinku tersiksa
dan asaku berduka
Senyum dan tawa yang aku hiaskan
Hanya sebagai suatu hadiah buat yang melihatnya
Agar mereka tak melihat dan tahu yang aku alami
Agar mereka tak merasa sedih
atau maenjauh dariku
Aku trsenyum dan tertawa
Hanya sebagai pelita dan pencerah
Sebagai ilusi dan kresi diri kepada sesama
Agar air mata ini hanya menetes di relung jiwa ini
Hanya mengalir mengikuti drah ini
Hanya bergema di dalam hati ini
dan hanya berontak di dalam nadi ini
Karena mereka semua bahagia melihatku
Meski sesungguhnya mereka tak tahu sebenarnya yang terjadi
dan apa yang kualami dalam launan ini
Daku terlena harapan yang penuh kepalsuan
Pilu hatiku menangis...
Pedih jiwaku lara...
Sakit ragaku merintih....
Duhai sang lentera jiwa...
Beri daku kekuatan dalam kuasamu...
Beri daku setetes embun dalam dahaku....
Daku telah merintih dalam pahitnya kenyataan hidup
Daku ingin semua tahu aku bukan manusia lemah yang meminta belas kasihan
Ragaku sakit
Tapi semangatku akan selalu bergema di dunia ini
Lewat udara...
Suara hatiku terbaca
Lewat puisi...
Tersimpam seribu kata-kata misteri yang penuh teka-teki
Daku biarkan angin malam
Membawa suara hatiku padanya